KARYA ILMIAH
I.
PENGERTIAN
Karya ilmiah (bahasa
Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan
diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1,
mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi
(tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil,
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam
bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan
kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan
penelitian.
II.
TUJUAN
KARYA ILMIAH
a. Sebagai wahana melatih mengungkapkan
pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis
dan metodologis.
b. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan
mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga
mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
c. Karya ilmiah yang telah ditulis itu
diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan
masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
d. Membuktikan potensi dan wawasan
ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam
bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan
pendidikan dari jurusannya.
e. Melatih keterampilan dasar untuk
melakukan penelitian.
III.
MANFAAT
KARYA ILMIAH
Manfaat penyusunan
karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
Ø Melatih untuk mengembangkan
keterampilan membaca yang efektif;
Ø Melatih untuk menggabungkan hasil
bacaan dari berbagai sumber;
Ø Mengenalkan dengan kegiatan
kepustakaan;
Ø Meningkatkan pengorganisasian
fakta/data secara jelas dan sistematis;
Ø Memperoleh kepuasan intelektual;
Ø Memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan;
Ø Sebagai bahan acuan/penelitian
pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
IV.
JENIS
KARYA ILMIAH
Seperti yang
sudah saya sampaikan pada postingan terdahulu tentang macam-macam karya tulis ilmiah,
Karya tulis ilmiah dapat disajikan dalam bentuk laporan penelitian, artikel
ilmiah di jurnal, artikel ilmiah popular di media massa, makalah seminar, buku, diktat, modul, maupun karya
terjemahan. Dengan demikian terdapat banyak pilihan bagi guru dalam
mengembangkan profesinya melalui karya tulis ilmiah. Tidak ada salahnya pada
tulisan ini saya jabarkan lagi secara singkat jenis-jenis karya tulis ilmiah.
1.
Makalah atau paper
ð merupakan rumusan atau simpulan
pemikiran sebagai hasil telaah atau pengkajian sederhana dari sebuah referensi
bacaan, pemikiran tokoh, ilmuwan atau penulis sebelumnya. Karya ilmiah jenis
ini biasa diberikan oleh dosen atau guru kepada mahasiswa atau siswanya.
Tujuannya biasa untuk memberikan ruang bagi peserta didik dalam menuangkan
gagasan ilmiahnya untuk mengasah kemampuan intelektualnya dalam menanggapi
permasalahan yang berkembang. Makalah biasanya disajikan dalam forum seminar,
lokakarya, workshop dan sejenisnya.
2.
Laporan praktikum
ð biasanya merupakan laporan tertulis
dari serangkaian kegiatan praktikum yang telah dilakukan oleh seorang atau
sekelompok siswa. Dalam menuliskan laporan unsur kronologis menjadi sangat
penting karena praktik kerja baik di lapangan maupun di laboratorium terdiri
dari tahapan-tahapan yang sistematis yang harus dilaporkan secara sistematis
juga. Dengan demikian penulisan laporan praktikum dituntut untuk menyampaikan
sebuah kegiatan secara sistematis, runtut dan terperinci.
3.
Artikel
ð merupakan gagasan tertulis dari
penulis tentang suatu permasalahan yang didasarkan pada kajian pustaka atau
hasil penelitian. Artikel merupakan diseminasi pemikiran dari ahli atau
seseorang yang secara intens mengamati permasalahan tertentu (pengamat).
Artikel hampir mirip dengan makalah, yang membedakan adalah ruang publikasinya.
Apabila makalah disampaikan dalam forum seminar atau workshop, artikel
dipublikasikan di media massa baik jurnal ilmiah atau media massa (koran atau
majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah populer). Artikel dapat ditulis
dalam berbagai bentuk yaitu opini, essay atau feature. Opini merupakan gagasan
pribadi penulis, sedangkan essay merupakan karangan prosa yang membahas suatu
masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang penulisnya (Kamus Besar Bagasa
Indonesia, 2005: 308). Sedangkan feature merupakan bentuk penulisan artikel
yang berupa berita.
4.
Tugas akhir
ð baik skripsi (tingkat S1), thesis
(S2) atau disertasi (S3) merupakan karya ilmiah yang ditujukan untuk mengakhiri
studi di perguruan tinggi. Tugas akhir biasanya berupa hasil penelitian dari
bidang tertentu (sesuai jurusan atau program studi yang diambil) yang kemudian
diujikan secara lisan untuk memperoleh derajat kelulusan dan kelayakan karya
tersebut.
V.
SISTEMATIKA
PENULISAN KARYA ILMIAH
Bagian Pembuka
·
Cover
·
Halaman
judul.
·
Halaman
pengesahan.
·
Abstraksi
·
Kata
pengantar.
·
Daftar
isi.
·
Ringkasan
isi.
Bagian
Isi
Pendahuluan
·
Latar
belakang masalah.
·
Perumusan
masalah.
·
Pembahasan/pembatasan
masalah.
·
Tujuan
penelitian.
·
Manfaat
penelitian.
Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
·
Pembahasan
teori
·
Kerangka
pemikiran dan argumentasi keilmuan
·
Pengajuan
hipotesis
Metodologi penelitian
·
Waktu
dan tempat penelitian.
·
Metode
dan rancangan penelitian
·
Populasi
dan sampel.
·
Instrumen
penelitian.
·
Pengumpulan
data dan analisis data.
Hasil Penelitian
·
Jabaran
varibel penelitian.
·
Hasil
penelitian.
·
Pengajuan
hipotesis.
·
Diskusi
penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Bagian penunjang
·
Daftar
pustaka.
·
Lampiran-
lampiran antara lain instrumen penelitian.
·
Daftar
Tabel
VI.
CONTOH
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa manusia
sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar
oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan
sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi
budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia
ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita
dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di
kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan,
malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas
kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga
ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah
faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab
untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang
ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik
bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok
yang mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet,
selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan
akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal
berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok.
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami
uraikan maka masalah yang akan kami bahas:
1.
Apa dampak dari merokok?
2.
Zat apa yang terkandung di dalam dan
yang paling berbahaya?
3.
Upaya apa yang dilakukan bagi
perokok di sekolah?
4.
Apa aktor penyebab perilaku merokok
pada remaja?
1.3.TUJUAN
PENELITIAN
-Untuk
mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk
mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
-Untuk
mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE PENELITIAN
Metode
yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian
pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
1.2.Perumusan
MasalaH
1.3.Tujuan
Penelitian
1.4.Metode
Penelitian
1.5.Sistematika
penulisan
BAB
II
KERANGKA
TEORI
2.1.Pengertian
Rokok
2.2.Dampak
dari merokok
2.3.Faktor
penyebab merokok pada remaja
2.4.Upaya
mengatasi rokok
BAB
III
ZAT
YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.Rokok
dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2.Reaksi
pembakaran rokok
3.3.Rokok
dan proses penguapan uap air dan nikotin
3.4.Tar
dan Asap Rokok
3.5.Gas
CO (Karbon Mono Oksida)
3.6.Nikotin
dan kerja nikotin
BAB
IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
BAB
II
KERANGKA
TEORI
2.1.
Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara
70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah
suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau
roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari
para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian
membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan
bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan
ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.
Abad
17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai
masuk negara-negara Islam.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan
sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil
itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di
sekitar perokok yang bukan perokok.
2.2.
Dampak dari merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang
dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang
dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin,
gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan
perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian
Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560
orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian
didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas
dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat
pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel
karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang,
minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi
gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap
manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang
bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.
Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok,
perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja,
meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk
dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para
ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di
atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena
merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan
penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ. (dari berbagai
sumber)
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi
anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang
di sekolah maupun di luar sekolah.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa
pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara
karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO
(karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang
terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan
napas.
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
-Gelisah,
tangan gemetar (tremor)
-Cita
rasa / selera makan berkurang
-Ibu-ibu
hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
2.3. Faktor penyebab merokok pada remaja
2.3. Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada
beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
1.
Faktor orangtua dan keluarga
Salah
satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal
dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan
rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar
psikologi, 1999:294). Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih
rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
2.
Temanku merokok
Banyak
fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga
perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3.
Pribadiku
Ada
yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin
mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut,
konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada
tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka
yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
3.
Iklan rokok ternyata…
Iklan-iklan
di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang
keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Nah,
jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada
berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4.
Upaya mengatasi rokok
Merokok
di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang
satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh
karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan
mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok.
Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Jika
karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:
-Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
-Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
-Minumlah
banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul
keinginan untuk merokok
-Berbicara
atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
-Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
-Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
-Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
-Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika
karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan
kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
-Jika
ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti pensil,
pena, atau membaca buku
-Jika
ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah
korek api
-Jika
biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gosok
gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada rokok
-Jika
merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran, dll.
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran, dll.
Berikut
ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:
-Tanyalah
pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga yang menderita
salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit tersebut menyerang diri
kita sendiri.
-Jika
keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti
berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
-Jika
berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka
katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi
masalah yang ada.
-Untuk
mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk
membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
-Jika
ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau
perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
-Buatlah
pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat
berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang akan
menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok tercapai.
BAB III
BAB III
ZAT
YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.
Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses
pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat
lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa,
dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N)
dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara
keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua
reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok
Pertama
adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O,
NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada
temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau
permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi
+ O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
3.2. Reaksi pembakaran rokok
3.2. Reaksi pembakaran rokok
Reaksi
yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia
lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini
lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih
rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok
berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan
ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi
-> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi pirolisa
reaksi pirolisa
Walaupun
reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang
dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan
berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat
perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok
ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila
produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak
terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area
temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar
37oC.
3.2.
Rokok dan proses penguapan uap air
dan nikotin
Selain
reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang
berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah
temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan
tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas
tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri
saluran yang dilewati gas.
Pada
temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum
gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan,
tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga
nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di
paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi
kondensasi lagi.
Jadi,
ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan
proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor,
proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di
industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar
dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan
keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang
mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan
gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
3.3.
Tar dan Asap Rokok
Zat
berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru –
paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis,
emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru – paru ( penyakit
maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam
TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di
urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker
kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi
kemampuan sel – sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh,
sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
Tar
dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu
yang menyebabkan :
-Batuk-batuk
atau sesak napas
Tar
yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,
lidah atau bibir.
lidah atau bibir.
3.4.
Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas
CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah. Karbon
mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh sebab
itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi
oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono oksida.
Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO
yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun
pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.
3.5.
Nikotin dan kerja nikotin
Adalah
suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf,
mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko
terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan
diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah,
menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang
dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin
berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena
nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui
aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat
ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat
ditemukan pada cairan gusi.
Nikotin
merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan :
-
Jantung berdebar-debar
-
Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, berhubungan
erat
terjadinya serangan jantung
Saat
merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak. Nikotin
terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental area
(VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamin di nucleus
accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan perasaan tengan dan
nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali merokok untuk memperoleh
efek
nyaman itu.
Bila
perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin berkurang
dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus
obat
berupa iritabilitas dan stress.
Hal
itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan
terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi.
Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42, namun nanti yang akan berkaitan
dengan reseptor 42 adalah verenicline yang bekerja dengan dua cara. Pertama,
verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami secara pasrial,
tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi
atau badmood yang ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.
Bahkan
bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan,
arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada
bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok?
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Melihat
kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih
banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan
terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada
kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok
bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
4.2. Saran
4.2. Saran
Setelah
membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok
bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya
kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar
dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar