Sabtu, 26 Februari 2011

Resume BAB I Perekonomian Indonesia

SISTEM EKONOMI INDONESIA
A.  Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subyek dan obyek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu.
Subyek dan obyek:
*      Sistem kemayaraatan: orang atau masyarakat,
*      Sistem kehidupan/lingkungan: makluk hidup dan benda alam,
*      Sistem peralatan: barang/alat, dan
*      Sistem informasi: data, catatan, dan fakta
Perangkat kelembagaan: lembaga/wadah subyek melakukan hubungan, cara dan mekanisme yang menjalin hubungan. Tatanan/kaidah: norma/peraturan yang mengatur hubungan subyek/obyek agar berjalan serasi.
B.   Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Menurut Dumairy (1996) sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Dalam Sanusi disebut ada 7 elemen penting dari sistem ekonomi, yakni:
1.      Lembaga-lembaga/pranata-pranata ekonomi
2.      Sumber daya ekonomi,
3.      Faktor-faktor produksi,
4.      Lingkungan ekonomi,
5.      Organisasi dan menejemen,
6.      Motivasi dan perilaku pengambilan keputusan atau pemain dalam sistem itu, dan
7.      Proses pengambilan keputusan
Menurut Sanusi, setiap sistem ekonomi dipengaruhi oleh sejumlah kekuatan. Diantaranya adalah :
1.      Sumber-sumber sejarah, kultur/tradisi ,cita-cita, keinginan-keinginan, dan sikap masyarakat,
2.      SDA termasuk iklim,
3.      Filsafat yang dimiliki dan yang dibela oleh sebagian besar masyarakat,
4.      Teorisasi yang dilakukan oleh masyarakat pada masa lalu atau sekarang, mengenai bagaimana cara mencapai cita-cita/keinginan-keinginan serta tujuan-tujuan /sasaran yang dipilih,
5.      Trials dan erros atau uji coba yang dilakukan oleh masyarakat dalam usaha mencari alat-alat ekonomi.
Menurut Sanusi (2000) ciri-ciri sistem ekonomi, adalah:
v     Kebebasan konsumen dalam memilih barang dan jasa yang dibutuhkan,
v     Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja,
v     Pengaturan pemilihan/pemakaian alat-alat produksi,
v     Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer,
v     Pengaturan atas keuntungan uasaha yang diperoleh,
v     Pengaturan motivasi usaha,
v     Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi,
v     Penentuan pertumbuhan ekonomi,
v     Pengendalian stabilitas ekonomi,
v     Pengambilan Keputusan,
v     Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan.

Sedangkan menurut Lemhannas (1989), ada 8 kekuatan yang mempengaruhi swistem ekonomi, yaitu:
1.      Falsafah dan ideoliginya
2.      Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakatnya
3.      Nilai-nilai moral dan adat kebiasaan masyarakatnya
4.      Karakteristik demografinya
5.      Nilai estetik, norma-norma, serta kebudayaan masyarakatnya
6.      Sistem hukum nasionalnya
7.      Sistem politiknya
8.      Sub-sub sistem sosialnya
Benang merah hubungan sistem ekonomi dan sistem politik
KUTUB A KONTEKS KUTUB Z
*Liberalisme Ideoligi politik Komunisme (menghapus hak perorangan),
*Demokrasi Rejim pemerintahan Otokrasi atau otoriter (kekuasaan tak terbatas),
*Egaliterisme (Berderajad sama) Penyelenggaraan kenegaraan Etatitsme (Lebih mementingkan negara),
*Desentralisme Struktur birokrasi Sentralisme
*Kapitalisme Ideologi ekonomi Sosialisme, dan
*Mekanisme pasar Pengelolaan ekonomi Perencanaan terpusat

C.    Sistem Ekonomi Kapitalisme, Sosialisme, dan Campuran

                               C.1   Sistem Ekonomi Kapitalis
Dalam Sanusi, sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi di mana kekayaan yang produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual. Adapun tujuannya untuk memperoleh suatu keuntungan/laba yang cukup besar dari hasil menggunakan kekayaan yang produktif.
Ada 6 asas yang dapat dilihat sebagai ciri dalam sistem ekonomi kapitalis, yaitu:
1.      Hak milik pribadi
=>alat-alat produksi, SDA, modal dan tenaga kerja dimiliki oleh individu dan lembaga-lembaga swasta.
2.      Kebebasan berusaha dan kebebasan memilihh
=>yang dimaksud dengan kebebasan berusaha adalah kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai inisiatif. Sedangkan yang dimaksud dengan kebebasan memilih adalah menyangkut kedaulatan konsumen dan kebebasan pengusaha untuk memperoleh sumber daya ekonomi untuk memproduksi suatu produk yang dipilihnya sendiri untuk dijual dengan tujuan memperoleh keuntungan yang maksimum.
3.      Motif kepentingan diri endiri
=>kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu untuk memenuhi kepentingan/keuntungan diri sendiri.
4.      Persaingan
=>setiap individu atau pelaku ekonomi swasta, baik pembeli maupun pengusaha, dengan motivasi mencari keuntungan yang maksimum bebas bersaing di pasar dengan kekuatan masing-masing.
5.      Harga ditentukan oleh mekanisme pasar
=>tingkat harga dan jumlah produksi yang terjual ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
6.      Peranan terbatas pemerintah
=>pemerintah masih mempunyai peran yang dapat membatasi berbagai kebebasan individu.

                            C.2  Sistem Ekonomi Sosialis
Seperti yang dijelaskan di Dumairy (1996), bagi kalangan sosialis pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Satu hal yang penting untuk dicatat berkenaan dengan sistem ekonomi sosialis adalah bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak memandang penting peranan kapital.
Landasan ilmiah dari sistem ini adalah kombinasi antara prinsip-prinsip kebebasan individu dengan kemerataan sosial. Menurut Mubyarto (2000) ada 6 kriteria sistem ekonomi sosialisme demokrat atau sistem ekonomi pasar sosial (EPS):
*      Ada kebebasan individu dan sekaligus kebijaksanaan perlindungan usaha,
*      Prinsip-prinsip kemerataan sosial menjadi tekat warga masyarakat,
*      Kebijaksanaan siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi,
*      Kebijaksanaan pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana (sosial) yang terkait dengan pembangunan ekonomi,
*      Kebijaksanaan struktural,
*      Konformitas pasar dan persaingan.

                            C.3  Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem yang mengandung beberapa elemen dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis.
Sanusi (2000) menjelaskan sistem ekonomi campuran sebagai berikut : Dalam sistem ekonomi campuran dimana kekuasaan serta kebebasan berjalan secara bersamaan walau dalam kadar yang berbeda-beda. Di dalam sistem ekonomi campuran adanya campur tangan pemerintah terutama untuk mengendalikan kehidupan/pertumbuhan ekonomi, mencegah adanya konsentrasi yang terlalu besar pada satu orang atau kelompok swasta,juga untuk melakukan stabilitas perekonomian, mengatur tata tertib serta membantu ekonomi golongan lemah.

D.   Persaingan Terkendali
Sistem ekonomi Indonesia (sistem persaingan terkendali); Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indoensia mengakui kepemilikan individu terhadap sumber ekonomi, kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD 45. Pengakuan terhadap kompetisi antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan usaha untuk mencari keuntungan, tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan, ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha. Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya kepada pasar. Pemerintah juga bermain dalam perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk membantu meningkatkan kemampuan wirausahawan (UKM) dan membantu permodalan.

E.    Kadar Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan sosialisme yang ada dalam sistem ekonomi Indonesia dapat dilihat dari sudut berikut ini:
a)           Pendekatan faktual struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian. Pendekatan untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah menggunakan kesamaan Agregat Keynesian.
Y = C + I + G + (X-M)
                        Y = Pendapatan Nasional
Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat peranan pemerintah melalui variabel G (pengeluaran pemerintah) dan I (investasi yang dilakukan oleh pemerintah) serta (X-M) yang dilakukan oleh pemerintah.
Pengukuran kadar pemerintah juga dapat dilihat dari peranan pemerintah secara sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan penentuan harga. Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga untuk setiap sector usaha.
b)          Pendekatan sejarah yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian Indoensia dari waktu ke waktu. Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengeloaan ekonomi tidak pernah terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme. Percobaan untuk mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan ekonomi hinggá akhir tahun 1959. Percobaan untuk mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan keterpurukan ekonomi hiinggá akhir tahun 1965.


Referensi :
Tulus Tambunan, Perekonomian Indonesia Sejak Orde Lama Hingga Pasca Krisis,Pustaka Quantum Jakarta 2006.